Selasa, 16 Oktober 2012

SELUK BELUK PENGAJARAN GEOGRAFI


SELUK BELUK PENGAJARAN GEOGRAFI
Geografi yang semulanya disebut ilmu bumi, sebagai pengetahuan diajarkan di Perguruan Tinggi dengan sebutan geografi akademis dan di sekolah dasar sampai sekolah lanjutan atas dengan sebutan geografi sekolah atau geografi pengajaran. Sebutan ilmu bumi disebut sekarang kurang tepat; ilmu bumi lebihlah cocok untuk geologi (dari kata Yunani,geos dan logos),yakni suatu pengetahuan alam yang mempelajari bumi seutuhnya,dari kulit luar sampai intinya,tetapi tanpa memperhatikan hubungan bumi secara khusus dengan manusia yang mengetahuinya.
Pengajaran geografi yang diadakan sebenarnya mengandung dua tujuan :
1.      Tujuan materiil yang artinya mempelajari hal-hal untuk diketahui belaka sehingga untuk jenis ini dibutuhkan latihan mengingat.
2.      Tujuan formal yang mengandung pengembangan daya cipta,latihan sikap pribadi dan kesediaan melayani masyarakat.
Hal ini semua bertalian erat dengan didaktik dan metodik khusus geografi yang perlu diketahui oleh para guru geografi.
Geografi memandang bumi sebagai habitat manusia yaitu tempat tinggal manusia. Habitat ini terdiri atas bingkai alami (human setting atau cultural setting). Jelas bahwa geografi tak hanya mempelajari aspek alami dari bumi saja akan tetapi juga aspek manusiawi ,baik yang bercorak ekonomis, sosiologis, politis, cultural dan religius. Semua itu dipelajari dengan latar belakang lingkungan alam.
Dapat kita kaji bahwa yang mempengaruhi kehidupan manusia adalah beberapa factor yang mempengaruhi yaitu: relasi ruang (likasi, posisi, bentuk, luas, jarak), relief atau topografi (tinggi rendahnya permukaan bumi), iklim (dengan permusimannya), jenis tanah (kapur, liat, pasir, gambut), flora dan fauna, air tanah dan kondisi pembuangan air, sumber-sumber mineral (barang tambang) dan relasi dengan lautan. Seorang geograf Belanda LAMBOOY (1969), menemukan enam definisi geografi yang membuktikan tersimpannya unsur struktur, fungsi dan proses itu,sebagai berikut :
1.        Geografi itu adalah suatu telaah tentang perbedaan wilayah dan integrasi wilayah (HARTSHORNE ,geograf Inggris ). Terasa di sini pentingnya suatu proses.
2.        Geografi manusia bertugas menelaah gejala di dalam pertalian keruangannya,(SORRE,geograf Perancis). Di sini integrasi diutamakan.
3.        Tujuan geografi adalah menemukan pola dan ikatan yang azasi dari berbagai tempat yang bertalian dengan fungsinya, (BERRY,geograf Amerika). Menunjukkan pentingnya struktur yang statis hubungan antar bagian atau organisasi fungsionalnya dan proses yang dinamis.
4.        Tugas geografi adalah menyelidiki obyek yang terintegrasi dalam persebaran keruangannya, (LESZYNSKI, geograf Polandia ).
5.        Geografi adalah ilmu tentang lokasi. (BUNGE, geograf Amerika ). Hal ini dihubungkan dengan geografi regional yang tugasnya menglkasifikasikan berbagai lokasi dan geografi teoritis yang tugasnya meramalkan berbagai lokasi.
6.        Geografi menelaah ruang serta relasi keruangan. (ULLMANN, geograf Amerika)

SEJARAH PERKEMBANGAN GEOGRAFI
Di zaman Yunani kuno telah ada usaha untuk menguraikan hal ihwal negeri termasuk watak dan tabiat dari penduduknya. Tokoh HERODUTUS (485-428 SM) tak hanya menjadi bapak ilmu sejarah saja,tetapi juga bapak geografi ,ia pertama kali menguraikan seluk beluk keadaan tempat dan menerangkan mengapa halnya demikian. Lembah sungai Nil dengan tanah yang subur dibahasnya,apalagi daerah deltanya di sekitar muara itu.
Dalam memahami alam diperlukan sejarah alam dan uraian alam. Dalam hal ini geografi fisis menyajikan sejarah permukaan bumi dan dari situ dapat diuraikan aspek-aspek lain dari geografi,yaitu :
(1)   Geografi matematis yang menelaah bentuk ,ukuran dan perputaran bumi serta posisinya di dalam system matahari.
(2)   Geografi moral,yang menelaah berbagai adat kebiasaan dan tabiat manusia di berbagai negeri.
(3)   Geografi politik,yang menelaah relasi antara unit-unit politis latar belakang alamnya masing-masing.
(4)   Geografi perniagaan , yang menelaah mengapa negeri tertentu memiliki komoditi khusus sehingga terlibat dalam perniagaan dunia.
(5)   Geografi teologis,yang menelaah sejauh mana latar belakang alam menjadikan bentuk ibadat lahiriah yang berlainan di berbagai negeri,padahal agamanya sama.

DARI ILMU BUMI KE GEOGRAFI
Geografi yang semula disebut ilmu bumi sebagai pengetahuan di ajarkan di perguruan tinggi disebut geografi akademis dan di SD sampai lanjutan atas dengan sebutan geografi sekolah atau geografi pengajaran. Sebutan ilmu bumi sekarang dirasa kurang tepat, ilmu bumi cocok untuk geologi (dari kata Yunani geos dan logos). Yakni suatu pengetahuan alam yang mempelajari bumi seutuhnya, dari kulit luar sampai inti bumi, tetapi tanpa memperhatikan hubungan bumu secara khusus dengan manusia yang menghuninya.
Adapun geografi menelaah bumi dan menghubungankannya dengan manusia. Arti geografi yang sebenarnya adalah uraian (grafien artinya menguraikan atu melukiskan) tentang bumi (geos) dengan segenap isinya. Yakni menusia yang kemudian ditambah agi dengan dari tealah geologi, misalnya untuk membicarakan vulkanisme, gempa bumi, pertambangan dan jenis-jenis batuan.

PENGAJARAN GEOGRAFI LAMA DAN GEOGRAFI BARU
            Geografi lama disebut pula dengan causal geography, karena yang dibicarakan adalah aneka kasus (case). Dengan membicarakan dua pernyataan mengenai Madura dan Krawang dapat dipahami makna geografi kausal itu.
Ada kesan bahwa seakan-akan geografi yang diajarkan di sekolah tidak lain dari pengetahuan tentang negeri dan bangsa atau penduduknya. Dipaparkan berbagai hal yang layak untuk diketahui tentang suatu wilayah. Ini meliputi struktur geologi, iklim, mata pencaharian penduduk, agama, ras, bahasa, sejarah dan bentuk pemerintah.

GEOGRAFI TERAPAN
            Di Indonesia, dengan datangnya kurikulum 1975 sebutan geografi menggantikan ilmu bumi sehingga untuk sekolah lanjutan geografi tentu di tafsir sebagai geografi sosial, karena tempatnya ada di dalam ilmu sosial.
            Geografi Inggris STAMP, guru besar geografi sosial di London menjelaskan bahwa baginya sosial geografi itu sebenarnya penerapannya belaka bagi geografi, yang negerinya di masa lalu cenderung di tafsi sebagai suatu cabang dari science, yakni ilmu pengetahuan alam. Dengan pemikiran itu lalu muncul sebutan applied geography. Yakni ilmu gografi sosial di sana dengan ilmu-ilmu sosial menjadi erat.

GEOGRAFI SOSIAL
Geografi sosial sebagai lawan dari geografi fisik adalah geografi dalam arti luas yang maknanya geografi masyarakat manusia. Adapun geografi fisisi adalah geografi lingkungan alam. Geografi dalam arti sempit adalah cabang dari geografi masyarakat manusia yang setingkat dengan geografi ekonomi dan geografi politik.

LATAR BELAKANG PEMIKIRAN DALAM GEOGRAFI
Di lingkungan perguruan tinggi di luar negeri terdapat dua faham mengenai geografi. Pertama,faham yang mempertahankan geografi sebagai ilmu utuh,dan kedua,faham yang menghendaki adanya pemisahan yang tegas antara geografi fisis dan geografi social.
Di Indonesia sendiri terjadi suatu keganjilan ,di lingkungan perguruan tinggi ilmu geografi masuk konsorsium ilmu-ilmu alamiah ,tetapi di lingkungan sekolah dasar sampai lanjutan atas demikian pula di IKIP ,geografi dimasukkan bidang studi pengetahuan social. Adapun geografi fisis dan pengetahuan falak di sekolah lanjutan dimasukkan bidang studi pengetahuan alam dengan sebutan Pengetahuan Bumi dan Antariksa.
Guru-guru geografi yang di lingkungan IKIP diasuh dalam FKIS (fakultas keguruan ilmu social) sudah semestinya memerlukan pengetahuan mengenai latar belakang filsafat dan geografi social itu sehingga dapat menjiwai pengajaran yang diberikannya kepada para siswa mereka.

PERANAN PENGAJARAN GEOGRAFI DALAM PENDIDIKAN
Pendidikan nasional yang dilandasi oleh pancasila, dapat pula dikonsepkan sebagai pendidikan pancasila. Karena tujuan pembangunan nasional pada era ini adalah pendidikan yang dirahkan untuk membangun manusia yang membangun diri sendiri dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa, maka pendidikan nasional ini juga dapat dikonsepkan sebagai pendidikan pembangunan.
Pendidikan nasional yang hakikatnya adalah pendidikan pancasila pembangunan dan pendidikan pembangunan pancasila, merupakan proses yang harus ditunjang oleh semua bidang pendidikan dan pengajran di tiap jenjang pendidika formal. Kedalamnya termasuk juga tugas pengajaran geografi merealisasikan tujuan pendidikan itu.
Dalam teori filsafat hukum terdapat istilah das sein dan das sollen. Das Sein berarti keadaan yang sebenarnya pada waktu sekarang, sedangkan das Sollen berarti apa yang dicita-citakan; apa yang harus ada nanti, atau untuk singkatnya arti dari keduanya adalah "yang ada dan yang seharusnya". Keduanya diambil dari bahasa Jerman .
Das Sollen adalah segala sesuatu yang mengharuskan kita untuk berpikir dan bersikap. Contoh : dunia norma, dunia kaidah dsb. Dapat diartikan bahwa das sollen merupakan kaidah dan norma serta kenyataan normatif seperti apa yang seharusnya dilakukan. Das Sein adalah segala sesuatu yang merupakan implementasi dari segala hal yang kejadiannya diatur oleh das sollen dan mogen. Dapat dipahami bahwa das sein merupakan peristiwa konkrit yang terjadi. Das Sein adalah sebuah realita yang telah terjadi sedangkan Das Sollen adalah apa yang sebaiknya dilakukan yaitu sebuah impian dalam dunia utopia yang menjadi keinginan dan harapan setiap manusia sedangkan Das Sollen merupakan realita yang menimpa manusia itu sendiri. Hal inilah yang disebut dengan sebuah harapan dan kenyataan.
Geografi yang semulanya disebut ilmu bumi sebagai pengetahuan diajarkan di perguruan tinggi dengan sebutan geografi akademis dan di sekolah dasar sampai sekolah lanjutan atas dengan sebutan geografi sekolah atau geografi pengajaran. Sebutan ilmu bumi dirasa sekarang kurang tepat; ilmu bumi lebih cocok untuk geologi (dari kata yunani geos dan logos), yaitu suatu pengetahuan alam yang mempelajari bumi seutuhnya, dari kulit luar sampai intinya, tetapi tanpa memperhatikan hubungan bumi secara khusus dengan manusia yang menghuninya.
Pengertian geografi yang sebenarnya adalah uraian (grafien artinya menguraikan atau melukiskan) tentang bumi (geos) dengan segenap isinya, yakni manusia, yang kemudian ditambah lagi dengan dunia hewan dan dunia tumbuhan. Secara sederhana dapatlah dikatakan bahwa geografi merupakan suatu ilmu mempelajari seluk-beluk permukaan bumi serta hubungan timbal balik antar manusia dan lingkungannnya.
Geografi tidak hanya memiliki kepentingan yang terletak pada sumbangannya yang mendasar bagi lahirnya ilmu-ilmu baru, akan tetapi pada isinya yakni yang menelaah relasi antara manusia dan lingkungan alamnya. Dengan demikian sudah selayaknya bahwa geografi disebut pula ilmu tentang sebaran gejala-gejala alami dan manusiawi di permukaan bumi, atau juga ilmu tentang integrasi wilayah yakni bagaimna wilayah tersusun oleh gejala-gejala fisis dan sosial.
Geografi jika diperiksa sampai bagian-bagiannya akan menimbulkan kesan yang bermacam-macam, sehingga muncul aneka gagasan tentang hakekatnya. Dibawah ini terdapat enam jenis hakekat dari geografi yaitu

The Continuum of Geography
Ritter, ME. The Physical Environment An Introduction to Physical Geography
·         Geografi sebagai ilmu pengetahuan bio-fisis, ini berlaku apabila yang dipelajari itu geografi   fisis dan geografi biotis yang mendasri telaah atas seluk-beluk tanah.
·         Geografi sebagai relasi timbal balik manusia alam, ini berlaku apabila yang dibahas itu topik-topik dalam geografi social, seperti pengangguran, migrasi kelaparan.
·         Geografi sebagai ekologi manusia, disini ditelaah adaptasi manusia terhadap habitatnya dan dan biomenya.
·         Geografi sebagai telaah bentang alam (land-sacpe study), disini bidang geomorfologi yang dikupas secara mendalam, misalnya daerah karst, pantai ayng datar, pegunungan lipat.
Geografi sebagai telaah tentang sebaran gejala alam atau gejala sosial tertentu. Misalnya gunung berapi, tanah gambut dan yang lainnya